Rabu, 18 Juli 2018 saya yang juga merupakan seorang
anak STM dengan segala kenakalannya, selalu menjadi buah cibir di kelas karena
tidak memiliki pacar dan memilih menjadi jomblo.
Namun semua berubah kala Negara Api Menyerang, maksudnya kala
si Doi datang dengan pesona cinta (sesekali berperan seperti Roman Picisan tak
apalah ya ?).
Dia datang dengan sebuah cinta yang menggetarkan hati hingga
tak sadar saya mengucapkan “Maukah kamu
jadi pacarku” tanpa bunga, tanpa harapan masa depan, dan juga tanpa cincin
emas.
Lalu dia pun menjawab dengan hasil ketikan lewat handphone “Iya aku terima, sudah dari dulu aku menunggu
pernyataanmu ini”. Sedikit info : kata-kata yang “Sudah dari aku menunggu pernyataanmu ini” adalah hoax biar lebih dramatis dan saya ada
karisma Roman Picisan (kenapa bahas Roman Picisan terus ? jawabannya karena
lagi baper liatin dramanya di salah satu stasiun televisi swasta).
Dari situ saya merasakan apa yang dinamakan, masa SMA
(tepatnya sih, STM ya karena saya dan dia sama-sama dari STM dan SMK). Bersamanya
bagaikan dunia bulat ini milik saya dan dia saja.
Terhitung sejak jadian, atau kurang lebihnya hampir 8 bulan
(kalau gak salah, karena pribahasa mengatakan buanglah mantan dan kenangannya
pada sebuah tempat sampah) saya dan dia berjalan dan menyusuri jalur cinta yang
sendu dan ah... begitulah rasanya.
Hingga akhirnya, pertengkaran malam itu yang tanpa lemparan
piring dan gelas karena hanya umpatan marah dari sebuah kata yang tertulis di
layar handphone dan mengatakan kalimat sakti “Kita Putus !!!”.
Dyaaarrr seperti suara petir disiang bolong
dengan kekuatan sinar matahari yang terik dan panas, saya dan dia yang
sebetulnya bakal merayakan anniversary (kalau tulisannya salah, dimaafken ya
namanya juga bukan orang bule) malah harus menelan pil pahit yang membuat
jurang diantara saya dan dia.
Tidak berselang lama, saya seperti dendam dengan dia. Cinta yang
saya pupuk dengan pupuk kompos malah dia tebang begitu saja dengan gunting
(karena masih kecil, kalau dah besar mah pakai gergaji mesin ?).
Setiap pesan singkatnya tidak ada yang saya balas, inget dulu
belum ada tuh kayak BBM, Line apalagi WA. Jadi semua masih mengandalkan
kemurahan dari salah satu provider kartu yang memberikan harga pelajar (pasti
tahulah kartu apa itu ?).
Hingga akhirnya, saya mencoba membalas pesannya dan dia
mengatakan “jangan hubungin aku lagi ya,
aku dah ada pacar soalnya kamu telat !” eh, buset nih anak satu pingin saya
cokot beneran deh.
Yang SMS terus dia, sekalinya di SMS malah jawabnya kayak
saya yang butuh banget pelukannya (sebetulnya sih iya, kapan lagi dipeluk cewek
).
Yasudahlah yang lalu biarkanlah berlalu, hidup ini masih
panjang, meskipun begitu saya penasaran siapa pacar barunya. Iseng-iseng jadi
Stalker dan mendapatkan informasi pacarnya anak STM sebelah ya apalah daya saya
yang hanya seorang penakut hehe.
Dan saya beranikan diri bertanya ke dia soal pacar barunya,
dia jawab gini malahan “Dia pacar baruku,
aku kenal lewat sosial media beberapa hari yang lau. Dia baik” dan karena
penasaran yang berkecambuk di hati, saya pun menanyakan “Udah pernah ketemu” dan jawabannya bisa ditebak “Belum pernah”.
Kala itu saya merasa kalau kopi itu rasanya pahit dan susu
itu rasanya manis, perjuangan saya yang mengeluarkan seluruh jiwa raga, dan
sebutir uang lembaran ternyata kalah dengan kata mesra di Sosial Media..
Hawanya pingin ($%^&&$$###) tapi yasudahlah, toh dia
juga gak bakal balik, ngomong-ngomong temen-temen disini ada yang punya
kisahnya seperti saya ? ceritakan dong biar rame hehe.
Terima kasih

Tidak ada komentar:
Posting Komentar